TEGAS ! Inilah Alasan Amerika Serikat Memblokir Tiktok - China Sudah dianggap Membahayakan

Table of Contents

INFO BERITA - Awal kemunculan Tiktok pada tahun 2016 yang dirilis oleh perusahaan asal Beijing, China, bernama ByteDance telah sukses meraup target pasar secara luas di penjuru dunia. Tujuan awal diluncurkannya tiktok ke pasar media sosial, yaitu sebagai wadah para penggunanya dalam membuat video berdurasi 15 detik hingga 1 menit yang kemudian dapat diupload ke akun tiktoknya. Platform media sosial buatan ByteDance ini awalnya memiliki nama Douyin, saat sejak pertama kali diluncurkan secara internasional.

AS Menyatakan Pemblokiran terhadap Aplikasi Tiktok Buatan China (Source : Leonardo.ai)

Uniknya, nama Tiktok dipilih dengan alasan untuk merepresentasikan video dengan skala cepat dan berdurasi pendek, seolah video tersebut mengikuti ritme waktu "tick-tock". Tiktok berkembang cukup pesat dibandingikan dengan platform serupa seperti Instagram dan Facebook. Karena tiktok memiliki keunggulan dengan kecerdasan membaca algoritma yang dapat dengan mudah merekomendasikan video berdasarkan kecenderungan pengguna, banyaknya efek kreatif, serta berbagai fitur tantangan viral, menambah tiktok semakin menarik dan banyak diminati penggunanya.

Lantas, mengapa AS memblokir Tiktok baru-baru ini ? Info24jam.net akan mengulas tentang "Alasan Amerika Serikat (AS) Memblokir Tiktok".

ALASAN AMERIKA SERIKAT (AS) MEMBLOKIR TIKTOK di NEGARANYA

Beredarnya isu bahwa tiktok dapat membahayakan privasi dan keamanan pemerintah Amerika Seikat, bahwa hal itu diperkuat dengan alasan tiktok juga dibuat oleh perusahaan asal Beijing, China, bernama ByteDance. Ketakutan AS dibuktikan dengan adanya akses yang mudah bagi China untuk masuk ke dalam sistem data Amerika Serikat dan dapat membagikannya ke pemerintahan internal China.

ByteDance dituduh oleh Amerika Serikat, karena pemerintah China dapat mengakomodir dan melakukan perintah kepada pihak ByteDance untuk melakukan aksi propaganda melalui algoritma tiktok yang dimanipulasi dengan konten-konten yang beredar. Dari tuduhan AS tersebut, sebenarnya pihak Tiktok sudah membantahnya dengan beralasan bahwa tiktok didirikan secara independen dan tidak ada campur tangan internal pemerintah China dalam menjalankan operasionalnya. Pihak tiktok juga mempertegas bahwa keamanan data dan privasi pengguna tidak bisa disebar luaskan secara sembarangan, terlebih tidak berkepentingan dalam urusan politik.

Joe Biden sebagai presiden As, telah memberikan pernyataan melaui dibuatnya aturan eksekutif yang mengharuskan perusahaan ByteDance segera menjual aplikasi tiktok. Amerika Serikat akan melakukan pemblokiran terhadap tiktok jika hingga 19 Januari 25, pihak ByteDance tidak juga menjual tiktok tersebut. 

ByteDance tidak tinggal diam, pihaknya telah merespon aturan eksekutif yang dibuat oleh AS yang menyatakan akan memblokir tiktok jika tidak segera menjualnya, dengan alasan membahayakan privasi dan keamanan internal pemerintah Amerika Serikat. Tiktok telah mengajukan banding atas aturan tersebut. Tetapi, pihak AS tetap tidak merespon kembali pengajuan banding yang dibuat oleh ByteDance. Diyakini oleh As dalam kongres internalnya, bahwa solusi terbaik dalam mengatasi hal ini yaitu dengan dijualnya tiktok oleh perusahaan asal Beijing, China tersebut. 

Respon ByteDance terhadap AS yang Mengancam Tiktok akan Diblokir

Diputuskannya aturan eksekutif oleh Joe Biden atas ancamannya akan memblokir aplikasi tiktok dari AS jika tidak segera dijual, tentunya membuat ByteDance berusaha keras untuk mempertimbangkan apakah akan menjual tiktok atau tetap mempertahankannya. Pihak ByteDance memutuskan untuk tetap mempertahankan kepemilikannya atas tiktok dan terus melakukan negosiasi terhadap Mahkamah Agung AS, agar dapat membatalkan aturan eksekutifnya. 

Terlebih jika tiktok diblokir oleh AS secara permanen, pihak ByteDance menyatakan bahwa tindakan tersebut berbeda dengan aturan eksekutif yang seharusnya hanya memberikan larangan untuk mengunduh aplikasi tiktok di App Store dan Play Store, dan untuk pengguna baru yang mendaftar per tanggal 19 Januari 2025. Pihaknya sangat menyayangkan jika AS memblokir secara permanen aplikasi tiktok, karena seharusnya pengguna lama tiktok masih tetap bisa mengakses dan menggunakan aplikasi tersebut seperti biasanya. 

Dengan adanya peringatan dari AS terhadap tiktok, ByteDance berencana untuk membuat pesan pop-up secara terintegrasi kepada para pengguna tiktok untuk mengakses laman informasi terkait adanya peringatan Amerika Serikat yang akan memblokir tiktok. Tiktok juga berupaya memberikan opsi kepada para penggunanya untuk mengunduh semua data yang dirasa perlu dan penting di masing-masing akun tiktoknya sebelum dilakukan pemblokiran. 

Opsi RedNote menjadi Alternatif, Jika TikTok Permanen Diblokir

Beredarnya kabar Tiktok akan diblokir oleh AS dalam waktu dekat, banyak para konten kreator yang mencari berbagai alternatif aplikasi pengganti tiktok. Dikabarkan bahwa ada dua aplikasi diurutan teratas yang menjadi pilihan konten kreator jika Tiktok benar-benar permanen diblokir secara global. Dua aplikasi yang menjadi alternatif tiktok, yaitu aplikasi RedNote dan Lemon8. 

Kedua aplikasi ini memiki fitur yang hampir mirip dengan tiktok. Dan hebatnya lagi, baik aplikasi RedNote atau aplikasi Lemon8, ternyata juga berasal dari perusahaan yang ada di China. Aplikasi RedNote ternyata sudah memiliki lebih dari 300 juta pengguna sejak tercatat pada Juli 2024, dan menjadi aplikasi terpopuler di Apple App Store. 

Perbincangan isu pemblokiran tiktok oleh Amerika Serikat kian memanas, hal ini membuat para konten kreator semakin bernbondong-bondong beralih ke RedNote. Sudah banyak dari pengguna tiktok yang mulai membagikan pengalamannya menggunakan RedNote dan mengunggahnya ke platform tersebut. Para kreator RedNote yang sudah menjadi pengguna sebelumnya juga menyambut pengguna baru dengan baik, hal itu terlihat pada unggahan video di platform RedNote. 

Elon Musk Dikabarkan Menjadi Solusi Pemerintah China Dalam Isu Pemblokiran Tiktok

Pemerintah China terus melakukan upaya dalam mempertahankan aplikasi Tiktok karena ancaman pemblokiran oleh AS. Semakin memanasnya isu tersebut, dikabarkan Elon Musk menjadi opsi terbaik untuk Tiktok agar tetap eksis. Pasalnya, pihak pemerintah China akan mengambil langkah untuk menjual tiktok kepada Elon Musk apabila pelanggaran tiktok atas AS sudah tidak bisa diselesaikan dengan baik-baik. Namun, pihak China juga tetap memilih ByteDance agar menjadi kendali atas tiktok tersebut. 

Pemerintah China membuat beberapa skenario dalam upayanya melindungi aplikasi Tiktok. Skenario pertama dimungkinkan tiktok akan dijual melalui sistem kompetitif pengaturan pemerintah. Skenario lainnya menyatakan bahwa aplikasi tiktok itu dapat diambil alih oleh Elon Musk melalui platform andalannya, yaitu aplikasi X/twitter. Tetapi, sejauh ini belum ada kesepakatan pasti antara ByteDance dengan Elon Musk terkait aplikasi tiktok ini. 

Selain itu, pihak tiktok dikabarkan malah tidak sepakat dengan skenario yang diusung oleh pemerintah China tersebut sepenuhnya. Di luar China, disebutkan bahwa saham pemerintah China tidak akan berdampak buruk terhadap perusahaan ByteDance yang sudah berjalan hingga saat ini. Dengan semua isu panas antara China dan AS, tentunya tidak diinginkan oleh para pengguna tiktok. Para konten kreator tiktok tetap mengharapkan hasil terbaik dari adanya masalah tersebut. 

Terus update berbagai informasi dari Info24jam.net, tingkatkan literasi dan kembangkan inovasi dengan membaca berbagai referensi artikel dan media online lainnya. 

Tags : Tiktok, ByteDance, Ameika Serikat, Joe Biden, Elon Musk, Twitter/X, RedNote, Lemon8, Apple Apps Store, Google Play Store. 

Sumber referensi : eraspace.com

Post a Comment